Mau main tebak-tebakan. Coba tebak! Gue kelas berapa hayo? Kelas 12, lho! So proud of me. Waktu semakin maju, dan terlihat siapa aja yang mundur.
Inget 2 tahun yang lalu, masuk SMA 42 dengan rambut panjang, seragam yang besar & rok yang panjang, pake nametag, rambut diiket pake pita warna-warni. Hahaha, lucu lho! Belum kenal siapa-siapa, nggak tau temen-temennya bakal seperti apa. Duh, aduhai.
Sebenernya, gue nggak mau inget lagi 2 tahun yang lalu. Kenapa? Banyak hal yang nggak bisa bertahan dari 2 tahun yang lalu itu. Orang-orang yang gue sayang, nggak ada satupun yang bertahan. Paling cuma beberapa, bisa dihitung. Apa yang salah ya dari gue? Atau emang mereka yang nggak bisa nerima perubahan dari gue di setiap tahunnya?
2 tahun yang lalu, gue baru kenal orang-orang yang menarik hati, tapi nggak bisa membuat gue nyaman. Ketemu satu orang, yang mungkin udah nggak bisa gue sebutin lagi. Bertahan, tapi cuma 400 hari. Sisanya? Nggak, kita nggak lagi. Kemudian, di tengah-tengah itu semua, gue ketemu lagi orang-orang yang nggak bisa bikin gue ngerasa "worth it". Ketemu satu, tapi kandas. Dia pembohong, penipu. Berjalanlah seiring waktu sampai sekarang, dan emang bukannya jalannya buat gue untuk merasakan itu semua, itu lho... Disayang.
2 tahun yang lalu, gue punya banyak sahabat. Makin kesini, makin hilang. Ketemu satu, satu orang yang bener-bener gue anggep beda. Susah, seneng bareng. Dari sekian semua sahabat, dia adalah salah satu seorang sahabat gue yang nggak bisa gue jelasin gimana gue sayang sm dia, butuh dia, mau dia, nggak bisa lepasin dia, tapi sebagai sahabat. Iya, hukumnya sementara. Sekarang, gue nggak tau dia siapa, dia dimana, dia gimana, dia kenapa. Seakan-akan hari kemarin yang gue habisin setiap harinya sama dia itu nggak pernah ada.
Cuma, gue tetep kuat. Gue tetep jadi gue yang pintar nutupin segala hal yang nyakitin. Gue tetep ketawa, tetep seneng, dan tetep liar seperti biasanya. Sebenernya, gue nggak sebahagia itu kok. Gue cukup kehilangan banyak hal dari hidup gue. Banyak yang berlalu, kaya badai aja.
Mungkin ini cobaan yang musti gue hadapin. Mau nggak mau, suka nggak suka ya harus dihadapin.
Sekarang, gue udah gede. Umur gue cukup untuk berjuang sekerasnya, tapi sendirian. Gakpapa, gue baik-baik aja kok. Gue udah kelas 12. Yang gue butuhin sekarang adalah Tuhan, keluarga, support dari temen-temen, buku latihan, dan les. Itu aja kok.
As soon as possible, gue emang harus ninggalin Jakarta, ninggalin dunia gue sekarang. Buat ke Malaysia, buat masa depan. Emang ada yang harus dikorbanin.