Senin, 31 Desember 2012

Dalam lembut pagi di hari baru,
Menatap sang mentari yang bersinar,
Awan biru yang lembut tertata dilangit, menggantikan kegelapan, menyejukkan bunga sesudah hujan.
Ini ramai dalam manusia-manusia dengan komitmen baru, tapi aku terhenti karena terikat masa lalu.
Bukannya tak mau lupa, tapi aku menolak.

Dalam tidurku, yang memejamkan mata namun nyawa tak mati suri
Aku melihatmu dalam kegelapan.
Menggambarkan hal-hal yang seharusnya aku lakukan.
Tapi ini terlambat untuk terjadi.
Bukannya tak bisa, tapi tak mungkin.

Tuhan, mengapa harus ada ikatan masa lalu kalau waktu terus maju?
Mengapa harus ada luka kalau inti kehidupan bahagia?
Mengapa harus dipertemukan kalau akhirnya terpisahkan?
Mengapa aku hidup bila akhirnya harus mati?

Dan kamu, kamu yang sedang berbahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar